Interview tentang Metode Belajar Menghadapi Ujian Tertulis (SPI dsb) dalam Proses Pencarian Kerja! Serta Nasehat tentang Pencarian Kerja bagi para Mahasiswa Asing
2019.09.05
Ujian tertulis seperti SPI merupakan salah satu kendala bagi mahasiswa asing yang ingin mencari pekerjaan di Jepang. Bagaimana para mahasiswa asing yang lebih senior menghadapinya?
Nah, kali ini saya mewawancarai seorang senior yang sudah berhasil mendapat pekerjaan. Saya juga menerima nasihat berharga tentang keseluruhan proses pencarian kerja!
Tentang Ujiannya
Tes SPI merupakan tes bakat yang paling banyak digunakan dalam proses pencarian kerja di Jepang, isinya dibagi menjadi tes kemampuan dasar serta tes kepribadian. Untuk tes kemampuan dasar ini terbagi dalam bidang linguistik (bahasa Jepang) dan bidang non-linguistik (matematika).
Tes SPI dilakukan dengan empat cara, yaitu: Melakukan tes melalui PC di suatu tempat tertentu yang disebut tes center, CBT in-house (dilakukan melalui PC di perusahaan), Web Testing (dilakukan melalui PC dari rumah masing-masing), dan Paper Testing dengan menggunakan format lembar jawaban yang ditandai.
Bagi kalian yang ingin tahu lebih rinci mengenai tes SPI bisa merujuk pada artikel di bawah ini. -Metode persiapan ujian tertulis dan informasi ujicoba tes untuk mahasiswa asing yang mencari pekerjaan di Jepang-
Kali ini saya mewawancarai Song Jiayi , yang berasal dari Chongqing, Tiongkok. Dia adalah seorang mahasiswa tahun keempat di Fakultas Ekonomi Universitas Doshisha dan akan bekerja di sebuah perusahaan Jepang mulai April tahun depan.
Apakah ada jenis-jenis ujian tertulis dalam proses pencarian kerja?
– Ujian tertulis seperti apa yang pernah Anda hadapi?
Saya sering ikut ujian tes SPI menggunakan PC yang disediakan di Test Center. Pernah juga saya ikut ujiannya dengan PC dari rumah.
Pernah juga sekitar dua kali pergi ke perusahaan tempat saya melamar dan mengikuti ujian tertulis di sana, ya.
– Apakah ada tes yang Anda kuasai atau tidak kuasai?
Bagi saya, tes membaca cepat itu sangat sulit. Apalagi soal tentang frasa Bahasa Jepang dan pemahaman bacaan itu sangat menyulitkan. Mungkin karena saya dulu jurusan sains di SMA, jadi soal matematika lebih mudah bagi saya untuk diselesaikannya.
Untuk orang yang lemah dalam ujian SPI, ada yang sampai sudah mengikuti ujian di Test Center sebanyak 8 kali dan semuanya gagal! Salah satu poin yang menantang dalam tes SPI adalah karena bukan hanya tesnya secara keseluruhan tapi juga ada pembatasan waktu dalam tiap-tiap butir soalnya.
Saya merasa lebih mahir dalam jenis soal Tamatebako atau treasure box※1 dan jenis sooal TG-WEB※2. Pada jenis soal seperti itu saya merasa bisa asalkan berusaha dengan baik, dan saya pun pernah lolos untuk soal jenis itu.
※1
Tamatebako atau treasure box adalah tes yang menanyakan beberapa soal untuk setiap jenis pertanyaan, jika kita sudah menghafal polanya, kita bisa menjawab soal menggunakan pola yang sama. Pola soalnya juga dibatasi 8 jenis (3 jenis soal hitungan, 3 jenis soal bahasa, dan 2 jenis soal bahasa Inggris).
※2
Jenis TG-WEB memiliki banyak soal yang sekilas terlihat sulit untuk dikerjakan, namun katanya kalau kita mengingat pola dari contoh soalnya, kita akan mudah untuk mengerjakannya. Kita perlu mempersiapkan strategi sendiri karena ujiannya mencakup juga soal-soal gambar yang tidak terdapat di ujian SPI.
Ujian tertulis yang diselenggarakan mandiri dari perusahaan itu lebih mudah daripada tes SPI. Perusahaan yang menerima saya pun tesnya jenis treasure box dan tes mandiri.
– Apakah sebelumnya Anda mengetahui jenis tes yang akan keluar?
Kurang lebih saya tahu! Misalnya karena sebelum hari ujian sering ada soal latihan, dari situ kita bisa tahu jenis tes yang akan keluar nantinya.
Selain itu, karena di medsos kadang ada senior yang menulis tentang jenis-jenis ujian, jadi saya menjadikannya juga sebagai referensi.
Proses pencarian kerja itu strategi team!
–Melalui proses pencarian kerja ini, apa yang Anda pelajari?
Saya bekerja sama dengan teman yang juga ingin bekerja di industri yang sama, dan kami berusaha mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Teman-teman saya menghadiri sesi penjelasan perusahaan yang tidak bisa saya hadiri, sebaliknya kadang saya yang pergi untuk mencari informasi. Apalagi bagi mahasiswa asing proses pengumpulan informasi itu bisa jadi sulit, jadi saya sangat bersyukur karena bisa saling kerjasama.
Sedangkan untuk wawancara, saya berlatih sambil bercermin dan mengambil video sendiri di ponsel untuk mencari tahu bagian-bagian yang perlu ditingkatkan.
Saya juga berlatih dengan senior yang pandai bahasa Jepang untuk menirukan ungkapan-ungkapan mereka.